Yudistira (Puntadewa) II

0

Kebencian Korawa semakin menjadi, bahkan mereka menjebak para Pandawa dan ibunya Kunti yang dikenal dengan Bale Segalagala. Namun mereka selamat, kemudian mereka tinggal sementara di kerajaan Panchala.

Kebetulan di kerajaan Panchala diadakan sayembara, dan siapa yang memenangkannya akan memperoleh seorang puteri yaitu Dropadi. Dan akhirnya Arjuna yang memenangkan sayembara itu. Akhirnya, Dropadi menjadi istri kelima Pandawa atas perintah ibunya, Kunti.

Dari pernikahannya dengan Dropadi, Yudistira mendapatkan putera Pratiwinda. Dan menurut versi pewayangan Jawa, Dropadi hanya menikah dengan Yudhistira dan mendapatkan seorang putera bernama Pancawala.

Setelah menikah dengan Dropadi, para Pandawa kembali ke Hastinapura. Mereka mendapat sambutan yang luar biasa kecuali dari pihak Duryodana. Persaingan atas takhta Hastinapura antara Pandawa dan Korawa kembali terjadi. Akhirnya para sesepuh memberikan Pandawa sebagian dari wilayah kerajaan tersebut, yaitu hutan Kandawaprastha yang dikenal sebagai hutan yang gersang dan angker. Sedangkan para Korawa mendapatkan istana Hastinapura.

Pandawa menerima wilayah tersebut, dan dengan bantuan sepupu mereka, Kresna dan Baladewa, akhirnya Kandawaprastha berhasil dibuka dan menjadi pemukiman baru. Pandawa juga mendapatkan bantuan dari Wiswakarma, ahli bangunan dari kahyangan, dan juga Anggaraparna dari bangsa Gandharwa. Maka terciptalah istana yang megah dan indah bernama Indraprastha, yang berarti “Kota Dewa Indra”.

Namun dalam pewayangan Jawa, Indraprastha lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Amarta. Dan hutan yang dibuka bernama Wanamarta. Awal dari pembukaan hutan Wanamarta ini masih terkait dengan sayembara Dropadi.Dalam pewayangan jawa, setelah menikah dengan Dropadi, para Pandawa tidak kembali ke Hastinapura melainkan menuju kerajaan Wirata, untuk bertemu Prabu Matsyapati. Matsyapati yang simpati dengan cerita Pandawa, lalu menyarankan untuk membuka hutan Wanamarta yang dihuni oleh berbagai makhluk halus yang dipimpin oleh lima bersaudara, yang bernama Yudistira, Danduncana, Suparta, Sapujagad, dan Sapulebu.

Yudistira kemudian memindahkan istana Amarta dari alam jin ke alam nyata untuk dihuni  para Pandawa. Dan Yudistira menjadi raja Amarta. Untuk mengenang dan menghormati raja jin yang telah memberinya istana, Puntadewa pun memakai gelar Prabu Yudistira.

Setelah berhasil mendirikan kerjaan baru yaitu Amarta (Indraprastha), Puntadewa yang menjadi raja berusaha keras untuk memakmurkan negaranya. Dikisahkan, saat itu terdengar berita bahwa barang siapa yang bisa menikahi puteri kerajaan Slagahima yang bernama Dewi Kuntulwinanten, maka negeri tempat ia tinggal akan menjadi makmur dan sejahtera. Karena mendapatkan izin dari istrinya Dropadi, Puntadewa pergi ke kerajaan Slagahima. Dalam istana Slagahima sudah berkumpul sekian banyak raja yang ingin melamar Dewi Kuntulwinanten, namun tidak ada satupun yang diterima. Dewi Kuntulwinanten hanya bersedia menikah dengan seorang yang berhati suci, dan dia akhirnya menemukannya dalam diri Puntadewa. Namun tiba-tiba sang Dewi musnah dan menyatu dalam diri Puntadewa. Karena sebenarnya Kuntulwinanten bukan manusia asli, dia adalah penjelmaan anugerah dewata untuk seorang raja yang adil yang hanya memikirkan kesejahteraan negaranya. Sedangkan anak raja raja Slagahima yang asli bernama Tambakganggeng. Ia kemudian mengabdi kepada Puntadewa dan diangkat sebagai patih di kerajaan Amarta.

Dalam kitab Mahabharta bagian kedua yaitu Sabhaparwa dikisahkan tentang niat Yudhistira mengadakan upacara Rajasuya demi menyebarkan dharma dan menyingkirkan raja-raja angkara murka.

Namun pada saat yang sama, seorang raja angkara murka juga sedang mengadakan upacara mengorbankan seratus raja. Raja tersebut adalah raja Jasaranda dari kerajaan Magadha. Kemudian Yudhistira mengirimkan Bima dan Arjuna yang didampingi Kresna untuk menumpas Jasaranda. Bima berhasil membunuh Jasaranda setelah melalui pertarungan yang seru.

Setelah semua persyaratan terpenuhi, Yudistira melaksanakan upacara Rajasuya yang dihadiri sekian banyak raja dan pendeta. Yudistira kemudian ditetapkan sebagai Maharajadhiraja. Saat itu datanglah sekutu Jasaranda bernama Sisupala yang menghina Kresna di depan umum. Sisupala akhirnya tewas setelah kepalanya dipenggal oleh Kresna.

Duryodana juga hadir dalam acara Rajasuya tersebut. Dia kagum dan iri melihat kemegahan dan keindahan istana Indraprastha. Timbullah niatnya untuk merebut kerajaan itu, apalagi dalam acara tersebut dia dipermalukan oleh ucapan Dropadi. Saat memasuki ruangan istana, Duryodana tercebur ke dalam kolam, yang ia kira itu lantai biasa.

Baca juga :

Yudistira (Puntadewa) I

Selanjutnya :Yudistira (Puntadewa) III- Kehilangan Kerajaan

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply