Brahala adalah perwujudan seseorang yang bisa bertiwikrama, menjadi sosok raksasa sebesar gunung berkepala dan bertangan banyak yang memegang berbagai macam senjata.
Brahala merupakan penjelmaan suatu kesaktian yang dimiliki oleh orang yang menjadi titisan Dewa Wisnu. Dan yang bisa melakukan tiwikrama hanya ada dua orang yaitu Prabu Kresna, raja Dwarawati dan Prabu Arjunasasrabahu, raja Maespati.
Brahala mengkiaskan amarah besar seseorang, bila dilawan amarahnya akan semakin meluap-luap dan tidak terkalahkan.
Dalam cerita pewayangan, Prabu Arjunasasrabahu melakukan tiwikrama dua kali. Pertama, saat Prabu Arjunasasrabahu marah karena ditantang Sumantri, patihnya. Kedua, ketika Prabu Arjunasasrabahu berhadapan dengan Prabu Dasamuka, raja Alengka.
Prabu Arjunasasrabahu juga pernah berubah menjadi raksasa besar untuk membendung sungai gangga, demi memanjakan para permaisurinya Dewi Citrawati .
Sedangkan Prabu Kresna juga bertiwikrama sebanyak dua kali. Pertama, ketika mencuri Dewi Rukmini dan yang kedua ketika sebagai duta Pandawa ke Negara Astina untuk mengajukan jalan perdamaian.
Prabu Kresna datang ke Astina untuk menagih hak Pandawa, namun Korawa menolak dan justru menantang untuk perang. Kresna menjadi sangat marah dan kemudian bertiwikrama menjadi Brahala.
Pada waktu itu Prabu Kresna bertriwikrama berupa raksasa sebesar bukit, berdiri melangkahi pura Astina dengan kaki kiri di Alun-alun selatan dan kaki kanan di Alun-alun utara. Lalu bersabdalah ia, “Hai, kalau aku mau memusnakan pura Astina beserta manusia-manusianya, dapat kulakukan seketika ini juga, tetapi apa guna perbuatanku itu.”