Resi Bisma

0

Bisma adalah putera dari Prabu Santanu dan Dewi Gangga, ia merupakan penjelmaaan salah satu Delapan Wasu yang bernama Prabhata dan ia terlahir sebagai Dewabrata. Bisma adalah kakek dari para Pandawa dan Kurawa. Saat muda nama sebenarnya adalah Dewabrata namun setelah ia melakukan bhishan Pratigya, yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi takhta ayahnya, namanya berganti menjadi Bisma (Sansekerta Bhishma; yang berarti “Dia yang sumpahnya dahsyat”). Hal ini dilakukannya karena ia tidak mau ia dan keturunannya berselisih dengan keturunan ibu tirinya, Setyawati.

Bisma sebenarnya memiliki tujuh kakak,tetapi semuanya meniggal karena ditenggelamkan ke sungai Gangga oleh ibu mereka sendiri yaitu Dewi Gangga. Bisma sendiri selamat karena ayahnya Prabu Santanu mencegah perbuatan Dewi Gangga. Bayi Bisma, kemudian dibawa sang ibu ke surga dan meninggalkan Prabu Santanu. Setelah 36 tahun kemudian, Bisma ditemukan sang ayah, Prabu Santanu di hilir sungai Gangga. Dewi Gangga kemudian menyerahkannya kepada Sang Prabu dan diberi nama Dewabrata. Dewabrata tumbuh menjadi pangeran yang cerdas dan gagah, dan ia dicalonkan sebagai pewaris takhta kerajaan. Namun karena Dewabrata telah berjanji kepada Sang Dasapati, yaitu ayah dari ibu tirinya, Setyawati, ia rela melepas kursi pewaris takhta serta tidak menikah seumur hidup. Dan karena ketulusannya ia diberi nama Bisma dan mendapatkan anugerah mampu bersahabat dengan Dewa Waktu, sehingga dia bisa menentukan waktu kematiannya sendiri.

Dari ibu tirinya, Bisma memiliki dua adik tiri yaitu Citranggada dan Wicitrawirya. Bisma pergi ke Kerajaan Kasi untuk mengikuti sayembara, dan akhirnya dia memenangkannya, sehingga ia berhasil membawa tiga orang puteri bernama Amba, Ambika dan Ambalika. Semua itu dilakukannya hanya untuk membahagiakan kedua adiknya. Namun Citranggada wafat, maka Ambika dan Ambalika menikah dengan Wicitrawirya, sedangkan Amba mencintai Bisma. Karena janji dan sumpahnya, Bisma pun menolak cinta Amba. Dan tanpa sengaja Bisma menembakkan panah ke dada Amba, hingga Amba tewas.  Atas kematian itu ia diberitahu bahwa Amba akan bereinkarnasi menjadi seorang pangeran yang memiliki sifat kewanitaan , yaitu putera Raja Drupada yang bernama Srikandi. Dan kelak kematiannya akan berada di tangan Srikandi.

Bisma mendalami ilmu politik dari Brihaspati (guru para Dewa, ilmu Veda dan Vedangga dari Resi Wasistha, dan ilmu perang dari Parasurama (Ramaparasu, Rama Bargawa), seorang ksatria legendaries dan juga salah satu Chiranjiwin yang hidup abadi sejak zaman Treta Yuga.

Dilingkungan Hastinapura, Bisma sangat dihormati oleh anak-cucunya, dan dia sangat dicintai Pandawa dan Korawa. Mereka menghormati Bisma sebagai seorang kakek dan kepala keluarga yang bijaksana.

Dalam pertempuran di Kurukhsetra, Bisma berada di pihak Korawa. Sebelum pertempuran, ia berkata kepada Yudistira bahwa dirinya sudah diperbudak oleh kekayaan, dan dengan kekayaannya, Korawa mengikat Bisma. Namun ia juga memberikan restu kepada Yudistira dan berdoa agar kemenangan berada di pihak Pandawa. Bisma pun pernah berkata kepada Doryudana, meskipun ia berada di pihak Korawa, kemenangan akan tetap berada di pihak Pandawa, karena Kresna berada disana, dan dimanapun ada Kresna maka disanalah terdapat kebenaran serta keberuntungan dan dimanapun ada Arjuna, maka disanalah terdapat kejayaan.

Dalam pertempuran itu, siapapun  yang berhadapan dengan Bisma pasti tewas atau mengalami luka berat. Dalam kitab Bismaparwa dituliskan  bahwa yang mampu melawan Bisma hanyalah Arjuna dan Kresna. Namun meskipun Arjuna mendapat kesempatan untuk melawan Bisma, ia sering bertarung dengan setengah hati, mengingat Bisma dalah kakek  sendiri. Begitu juga dengan Bisma, dia masih sangat sayang dengan Arjuna, cucu yang sangat dicintainya.

Melihat Arjuna yang masih segan untuk menyerang dan menghabisi nyawa Bisma, Kresna yang menjadi kusir kereta Arjuna menjadi geram dan nekat ingin membunuh Bisma dengan tangannya sendiri. Dengan penuh kemarahan, Kresna memutar-mutar Chakra dan memusatkan perhatian untuk membidik leher Bisma. Melihat itu, Bisma tidak menghindar, dan justru bahagia jika ia gugur di tangan Kresna. Arjuna menyusul Kresna dan berusaha menghentikan Kresna. Dengan sedih Arjuna berkata, “O Kesawa (Kresna), janganlah paduka memalsukan kata-kata yang telah paduka ucapkan sebelumnya! Paduka telah mengucapkan janji bahwa tidak akan ikut berperang. O Madhawa (Kresna), apabila paduka melanjutkan niat paduka, orang-orang akan mengatakan bahwa paduka pembohong. Semua penderitaan akibat perang ini, hambalah yang harus menanggungnya! Hambalah yang akan membunuh kakek yang terhormat itu!…”. Mendengar apa yang dikatakan Arjuna, Kresna mengurungkan niatnya untuk menghabisi Bisma.

Selanjutnya :Kematian Bisma

Source :wikipedia

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply