Sridenta

0

Suatu saat Prabu Yudhistira menerima kedatangan Ia datang Prabu Sridenta dari Kerajaan Jumapala yang menyaru sebagai Batara Narada.untuk meminjam jimat Kalimasada. Prabu Yudhistira tidak curiga dan langsung memberikan pusaka Amarta itu kepada Batara Narada (palsu). Setelah menerima jimat Kalimasada, Narada palsu segera meninggalkan Amarta.

Baru saja Narada pergi, Prabu Kresna datang berkunjung di Amarta. Yudhistira kemudian menceritakan tentang kedatangan Batara Narada ke Amarta untuk meminjam jimat Kalimasada. Mendengar hal itu, Prabu Kresna curiga serta memerintahkan Bima, Nakula dan Sadewa untuk mengejarnya.

Akhirnya Narada palsu dapat ditangkap, tetapi Bima tidak kuat melawan kesaktian Sridenta, ia dibanting dan tertanam di dalam tanah dan tidak dapat bergerak.

Melihat kejadian itu, Nakula dan Sadewa segera meminta pertolongan Arjuna di Madukara. Seketika, Arjuna langsung berangkat dengan putranya yakn Jaya Windu, cucu dari Begawan Sidimulya dari Andong Wilis.

Sridenta sangat senang karena berhasil memiliki Kalimasada. Dalam perjalanan, ia singgah di tempat mertuanya yakni Begawan Ciptarasa di Pertapaan Ringin Putih.

Setelah mengetahui bahwa menantuanya berhasil membawa jimat sakti, sang Begawan ingin memegang pusaka itu. Tanpa curiga Sridenta memberikan Kalimasada kepada mertuanya. Namun seketika Ciptarasa berubah ujud menjadi Jaya Windu, dan perang tanding pun tidak dapat dihindarkan. Namun Jaya Windu tidak kuat melawannya, segera Arjuna memberi pertolongan dan Sridenta berhasil melarikan diri.

Gatotkaca yang saat itu sedang mencari keberadaan ayahnya, menemukan BIma yang tertanam dalam lumpur. Maka, ia segera menarikk tubuh ayahnya dari dalam tanah.

Setelah jimat Kalimasada berhasil didapatkan kembali dan Bima berhasil keluar dari dalam tanah, mereka kemudian pergi ke Jumapala. Setibanya di keraton, arjuna berhasil memikat Dewi Ciptawati istri Sridenta, sedangkan Sridenta dan Ciptarasa berhasil dibunuh oleh Bima.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply