Suatu saat Prabu Yudhistira menerima kedatangan Ia datang Prabu Sridenta dari Kerajaan Jumapala yang menyaru sebagai Batara Narada.untuk meminjam jimat Kalimasada. Prabu Yudhistira tidak curiga dan langsung memberikan pusaka Amarta itu kepada Batara Narada (palsu). Setelah menerima jimat Kalimasada, Narada palsu segera meninggalkan Amarta.
Baru saja Narada pergi, Prabu Kresna datang berkunjung di Amarta. Yudhistira kemudian menceritakan tentang kedatangan Batara Narada ke Amarta untuk meminjam jimat Kalimasada. Mendengar hal itu, Prabu Kresna curiga serta memerintahkan Bima, Nakula dan Sadewa untuk mengejarnya.
Akhirnya Narada palsu dapat ditangkap, tetapi Bima tidak kuat melawan kesaktian Sridenta, ia dibanting dan tertanam di dalam tanah dan tidak dapat bergerak.
Melihat kejadian itu, Nakula dan Sadewa segera meminta pertolongan Arjuna di Madukara. Seketika, Arjuna langsung berangkat dengan putranya yakn Jaya Windu, cucu dari Begawan Sidimulya dari Andong Wilis.
Sridenta sangat senang karena berhasil memiliki Kalimasada. Dalam perjalanan, ia singgah di tempat mertuanya yakni Begawan Ciptarasa di Pertapaan Ringin Putih.
Setelah mengetahui bahwa menantuanya berhasil membawa jimat sakti, sang Begawan ingin memegang pusaka itu. Tanpa curiga Sridenta memberikan Kalimasada kepada mertuanya. Namun seketika Ciptarasa berubah ujud menjadi Jaya Windu, dan perang tanding pun tidak dapat dihindarkan. Namun Jaya Windu tidak kuat melawannya, segera Arjuna memberi pertolongan dan Sridenta berhasil melarikan diri.
Gatotkaca yang saat itu sedang mencari keberadaan ayahnya, menemukan BIma yang tertanam dalam lumpur. Maka, ia segera menarikk tubuh ayahnya dari dalam tanah.
Setelah jimat Kalimasada berhasil didapatkan kembali dan Bima berhasil keluar dari dalam tanah, mereka kemudian pergi ke Jumapala. Setibanya di keraton, arjuna berhasil memikat Dewi Ciptawati istri Sridenta, sedangkan Sridenta dan Ciptarasa berhasil dibunuh oleh Bima.