Wayang Golek Papak

0

Wayang golek cepak atau Wayang Golek Papak, disebut demikian karena bentuk bagian kepala (mahkota, irah-irahan),wayang-wayangnya rata. Namun pada dasarnya bentuk seni kriya wayang itu amat mirip dengan Wayang Golek Purwa Sunda. Lakon –lakon yang digunakan dalam wayang cepak pada umumnya diambil dari cerita para leluhur Jawa Barat dan ada juga yang diambil dari Mahabharata.

Wayang Golek Cepak ini pada zaman dulu pernah berkembang di Cirebon dan daerah sekitarnya. Di daerah itu orang menyelenggarakan pergelaran wayang Cepak untuk menyambut orang yang baru memasuki agama Isalam, meramaikan upacara Khitanan dan pada upacara potong gigi atau pangur.

Wayang golek papak  mulai dikenal orang pada masa pemerintahan Gunung Jati (1479-1568). Menurut penuturan Ki Tanggal Gunawaijaya, salah seorang dalang Wayang Cepak di Desa Sumber, Kecamatan Babakan, Cirebon, Pangran Sutajaya yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Papak, pernah memberikan seperangkat Wayang Golek Cepak kepada Ki Prengut, dengan pesan untuk digunakan sebagai sarana dakwah agama Islam. Kini wayang itu tidak berkembang, mungkin karena bentuk wayang itu agak kaku, tidak seindah Wayang Golek Purwa Sunda.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply