Anggada atau Hanggada adalah salah satu tokoh protagonist dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah putera dari Subali dan Dewi Tara. Pamannya adalah Sugriwa yang merupakan sekutu Rama dalam membebaskan Sita dari sekapan Rahwana. Ia memiliki ketangkasan yang luar biasa, sangat gesit dan kekuatannya sangat dahsyat sama seperti ayahnya. Anggada menjadi salah satu prajurit pilihan dalam perang untuk membebaskan Sita.
Anggada juga merupakan saudara sepupu Hanoman, yang merupakan putera Anjani. Sejak ayahnya tewas terkena panah Rama, Ia kemudian dirawat oleh Sugriwa. Saat Sugriwa mengerahkan ksatria wanara pilihan untuk mencari Dewi Sita, Anggada turut serta bersama para ksatria wanara lainnya seperti Hanoman, Jembawan, Nila, Dwiwida, Gandamana, dan lain-lain.
Para Wanara utusan Sugriwa itu menjelajahi wilayah India Selatan, sampai tiba di sebuah gua kediaman arsitek Mayasura. Setelah menjalajahi gua, Anggada dan para wanara bertemu dengan Swayampraba. Atas bantuannya Ia dan para wanara tiba di sebuah pantai, dan di pantai tersebut para wanara bertemu dengan Sempati. Ia kemudian menyampaikan maksud dari perjalanan mereka, Sempati pun memberi petunjuk para wanara bahawa Sita masih hidup dan saat ini sedang ditawan oleh Rahwana di Alengka.
Sebelum peperangan di Alengka meletus, Rama mengutusnya agar memberi kabar kepada Rahwana untuk segera menyerahkan Dewi Sita. Ia kemudian mohon pamit kemudian pergi ke tempat Rahwana. Sesampainya di tempat Rahwana, ia kemudian menghadap Rahwana dan menyampaikan pesan agar Sita segera dikembalikan, jika tidak ingin perang meletus.
Rahwana tetap keras kepala, dan tidak menghiraukan peringatan Anggada, ia justru mengerahkan pasukannya untuk menangkap Anggada, namun dengan sigap, Anggada melompat ke udara hingga ia berhasil lolos. Ia pun sempat merobohkan menara istana, dan dengan sekali lompatan ia terbang kembali ke tempat Rama.
Anggada bertemu dengan Indrajit, putera Rahwana, pada pertempuran pertama. Keduanya memiliki kemampuan yang luas biasa. Anak panah yang dilepaskan Indrajit, semuanya bisa dihadang olehnya. Namun kemudian Indrajit mengrahkan serangannya kepada Rama, danpertempuran pada hari itu pun diakhiri sebab Rama tidak bisa berkutik akibat serangan senjata Brahmastha Indrajit. Setelah Hanoman berhasil menemukan obatnya dan Rama pulih kembali, para wanara melanjutkan penyerangannya.
Pada pertempuran kedua, Anggada bertemu dengan Bajradamstra, dan setelah pertarungan sengit yang cukup lama, Bajradamstra gugur di tangan Anggada.
Dalam Pewayangan Jawa, Anggada lebih dikenal dengan sebutan Jaya Anggada. Gelar “Jaya” diberikan oleh Rama karena kesaktiannya. Dalam lakon “Anggada Balik”, Ia diutus oleh Rama untuk pergi ke Alengka untuk mengukur kekuatan bala tentara Alengka. Namun karena Hasutan Rahwana, yang mengatakan bahwa Rama lah pembunuh ayahnya, Ia kemudian mengamuk dan berbalik hendak membunuh Rama.Tetapi Hanoman berhasil menaklukkan Anggada dan menyadarkannya.
Anggada akhirnya kembali di pihak Rama, dan dalam penyerangan ke Alengka ia berhasil membawa mahkota Rahwana dan kemudian dipersembahkan kepada Rama.
Anggada adalah salah seorang senapati tentara wanara negara Kiskenda dalam pemerintahan Prabu Sugriwa. Ayahnya adalah Resi Subali, ibunya bernama Dewi Tara, putri Batara Indra. Subali dan Sugriwa, atas perintah dewa, telah menang dalam perang melawan Prabu Maesasura, dengan seluruh balatentaranya.
Sesudah peristiwa Kiskenda, Sugriwa dikawinkan dengan Dewi Tara dan dinobatkan menjadi raja. Kerajaan Kiskenda dihadiahkan kepadanya. Atas hasut-fitnah Prabu Dasamuka, negara Kiskenda diserang Subali, yang merasa bahwa kemenangan atas Kiskenda, Subali-lah yang melakukannya. Prabu Sugriwa dengan tentaranya terpaksa meninggalkan negaranya. Subali akhirnya menduduki Kiskenda dan memperistri Dewi Tara. Dalam perkawinan ini lahirlah wanara Anggada.
Sugriwa dapat kembali menduduki Kiskenda setelah Subali dapat dibinasakan oleh Sri Rama. Ia tetap mengikuti ibunya, Dewi Tara, yang kembali menjadi istri Sugriwa.
Dalam lakon “Hanoman Duta”, Anggada sangat iri hati atas pengangkatan Hanoman, saudara sepupunya, sebagai duta ke Alengka untuk menyelidiki tempat disembunyikannya Dewi Sinta, istri Rama. Di dalam lakon “Anggada Balik”, ia diutus Sri Rama untuk mengukur kekuatan bala tentara Alengka. Karena hasutan Rahwana, yang mengatakan bahwa pembunuh ayahnya adalah Sri Rama, Ia kemudian mengamuk dan berbalik akan membunuh Rama. Tetapi Hanoman kemudian dapat menaklukkan dan menginsyafkan serta menyadarkannya.
Akhirnya Anggada kembali menyerang Alengka dan berhasil membawa mahkota Prabu Dasamuka dan dipersembahkan kepada Sri Rama. Dalam perang besar Alengka, Anggada menunjukkan kepahlawanannya di medan perang, ia berhadapan langsung dengan putra mahkota Alengka, Indrajit, putra Dewi Tari, saudara sepupunya. Atas jasanya ia mendapat tambahan nama “Jaya” yang berarti unggul, maka dari itu ia lazim disebut Jaya Anggada. Seperti wanara yang lain, Anggada tidak dapat diketahui akhir hidupnya.