Batara Indra

0

Batara Indra adalah dewa penguasa petir dan Guntur. Ia adalah salah satu putera Batara Guru. Kekuasaannya cukup banyak, ia bertanggung jawab pada ketertiban kahyangan, memimpin para bidadari dan mengurusi berbagai hadiah/anugerah dari pada dewa untuk manusia yang berjasa.

Tempat tinggal Batara Indra adalah Kahyangan Tenjamaya. Batara Indra juga disebut Batara Sakra. Namun itu ia dapatkan karena Batara Indra turun ke dunia dan menjadi raja di Medanggana dengan bergelar Prabu Sakra.

Batara Indra mempunyai seekor gajah tunggangan yang bernama Airawata. Senjatanya yang terkenal adalam Bajra, yang bila diarahkan ke musuhnya berubah menjadi petir. Senjata luar biasa ampuh ini adalah penjelmaan tulang belulang Maharsi Datica.

Dalam pewayangan, Batara Indra menikah dengan Dewi Wiyati dan dikaruniai lima orang putera dan tiga orang puteri. Kelima putranya itu masing-masing bernama Batara Citrarata, Batara Citragna, Batara Citrasena, Batara Jayantaka, Batara Jayantara dan Batara Arjunawangsa.

Sedangkan ketiga puterinya adalah, Dewi Tara yang kemudian menikah dengan Subali dan kemudian dengan Prabu Sugriwa; Dewi Tari yang dinikahkan dengan Rahwana, raja Alengka, dan Dewi Supraba yang menikah dengan Arjuna.

Saat arjuna bertapa di Gunung Indrakila dan memakai nama Begawan Ciptaning, Batara Indra menemuinya dengan menyamar sebagai brahmana bernama Resi Padya. Guna mengetahui ketangguhan Arjuna dalam ilmu kasampurnan, ia menantang adu debat dengan Begawan Ciptaning, namun akhirnya ia kalah.

Perdebatan ini adalah merupakan satu ujian untuk memastikan apakah Arjuna benar-benar manusia terpilih yang pantas diangkat menjadi jago para dewi untuk menghadapi Prabu Niwatakawaca yang mengancam kewibawaaan kahyangan.

Sewaktu Arjuna hendak menghadapi Prabu Niwatakawaca, Batara Indra memberikan anugerah anak panah pusaka Pasopati. Dengan anak panah itulah Prabu Niwatakawaca berhasil dibunuh.

Sebenarnya, Batara Indra adalah ayah Arjuna yang sesungguhnya. Karena Pandu Dewanata telah dikutuk tidak bisa bersenggama dengan isterinya. Maka untuk memperoleh keturunan, Dewi Kunti dengan seizin Pandu, mengucapkan mantera Aji Adityarhedaya, yaitu mantera untuk memanggil dewa agar diberi keturunan. Dewi Kunti memanggil Dewa Indra dan lahirlah Arjuna.

Menjelang Baratayudha, Batara Indra mengkhawatirkan akan keselamatan puteranya, Arjuna. Ia tahu bahwa dalam perang besar antara keluarga Kurawa dan Pandawa itu, Arjuna akan berhadapan dengan Basukarna, putera Batara Surya. Keduanya sama-sama tangguh dan sama-sama sakti.

Batara Indra tahu bahwa Karna memiliki beberapa pusaka ampuh, diantaranya adalah baju Kerei Kaswargan yang membuatnya kebal terhadap segala macam senjata dan Anting-anting Mustika yang menyebabkan Karna memiliki firasat tajam terhadap segala bahaya yang mengancam. Kedua pusaka sakti itu adalah pemberian Batara Surya sejak bayi.

Oleh karena itu, dmei membantu arjuna, Batara Indra berusaha mengambil pusaka-pusaka yang menjadi andalan Basukarna.

Batara Indra menyamar menjadi brahmana tua dan meminta-minta kepada Basukarna. Karna memang terkenal sebagai ksatria yang dermawan, ia rela memberikan apa pun kepada orang yang membutuhkan. Sang Brahmana meminta baju Kerei Kaswargan dan Anting-anting Mustika yang dikenakan Karna. Sebenarnya Karna tahu bahwa itu adalah Batara Indra yang menyamar dan berusaha mengelabuhinya. Namun, ia berpura-pura tidak tahu dengan ikhlas memberikan pusakanya kepada sang Brahmana.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply