Bukbis

0

Bukbis adalah salah satu anak Dasamuka, raja kerajaan Alengka. Ibunya bernama Dewi Uranguyung, ia memiliki saudara kandung lain ibu yaitu Trigangga yang berwujud kera. Bukbis memiliki nama lain yaitu Kuntalamaryam, Pratamaryam, Topengwaja dan Bukasapta. Dalam pewayangan, secara fisik ia digambarkan sebagai seorang raksasa berkepala kepiting.

Sewaktu kecil ia dan saudaranya, Trigangga tinggal bersama ibunya di Kutawindu. Setelah dewasa Bukbis dan Trigangga menghadap prabu Dasamuka di Alengka untuk diakui sebagai anak. Namun Dasamuka menolak, ia mau mengakui mereka sebagai anak, jika mereka berhasil membunuh Rama dan Laksmana. Mereka pun akhirnya menyusup ke Suwelagiri, dan dengan aji penyirep yang ia kuasai, Bukbis dan Trigangga berhasil menculik Rama dan Laksmana. 

Anoman berusaha mengejar untuk membebaskan Rama dan Laksmana, tetapi ia dihadang oleh Trigangga. Perkelahian antara keduanya pun tidak dapat dihindarkan. Keduanya saling mengadu kesaktian, dan menyerang. Datanglah Batara narada yang segera melerai dan memberitahukan kepada mereka bahwa sebenarnya mereka adalah ayah dan anak. Trigangga adalah anak Anoman dengan salah seorang istrinya, yaitu Dewi Uranguyung. Batara Narada juga menjelaskan bahwa Trigangga hanya diperalat oleh Prabu Dasamuka. Setelah mendengar penjelasan tersebut, Trigangga langsung pergi ke Kandabumi untuk membebaskan Rama dan Laksmana. Trigangga berhasil membunuh Bukbis yang menghalanginya, dan setelah itu Rama dan Laksmana dibawa ke Suwelagiri dan diserahkan kepada Anoman, Ayahnya.

Namun dalam versi pedalangan gagrak Yogyakarta, Bukbis tidak dibunuh oleh Trigangga, melainkan oleh Anoman. Sat Trigangga berusaha membebaskan Rama dan Laksmana di Kandabumi, Anoman mengikutinya dari Belakang. Usaha Trigangga untuk menyelematkan Rama dan Laksmana dihalang-halangi oleh Bukbis. Pertarungan antara keduanya pun terjadi, namun Trigangga tidak mampu menghadapi Bukbis yang saat itu menggunakan Topeng Waja. Dari lobang mata Topeng Waja itu bisa keluar sinar sakti yang bisa membakar dan menghanguskan  apa saja yang dipandangnya.

Melihat anaknya kewalahan, Anoman segera bertindak, atas saran Wibisana yang tak lain adalah adik Prabu Dasamuka, Anoman mengambil cermin besar dan dengan cermin itu ia membalikkan sinar sakti ke arah tubuh Bukbis, hingga ia hangus terbakar.

 

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply