Dewi Kunti

0

Dia adalah ibu kandung tiga putera Pandawa yaitu, Yudhistira, Werkudara (Bima), dan Arjuna. Kunti memiliki saudara yang bernama Basudewa yang tak lain adalah ayah dari Baladewa, Kresna dan Subadra. Selain memiliki anak dari Pandu, Kunti juga memiliki satu putera lagi yaitu Karna.

Semasa bayi nama Kunti adalah Perta namun kemudian ia diadopsi oleh Raja Kuntiboja yang tidak memiliki anak dan semenjak itu ia diberi nama Kunti. Saat Kunti masih muda, ia diberi mantra sakti oleh resi Durwasa agar mampu memanggil Dewa-Dewi yang ia kehendaki. Suatu hari Kunti ingin mencoba mantra tersebut dan ia memanggil salah satu Dewa yaitu Surya. Surya kemudian menanyakan apa yang Kunti inginkan, namun karena hanya mencoba, maka Kunti menyuruh Sang Dewa untuk kembali ke kediamannya. Karena Kunti sudah memanggil Dewa Surya tetapi tidak menginginkan apapun, maka Surya memberikan Kunti seorang putera. Namun Kunti tidak menginginkan putera saat itu, maka ia menghanyutkan Karna di sungai Aswa. Bayi itu kemudian dipungut oleh seorang kusir keraton Hastinapura yang bernama Adirata,  ia lalu memberi nama bayi itu Karna.

Kunti diperistri oleh Pandu, raja di Hastinapura. Pandu juga menikahi Madri (Dewi Madrim) sebagai istri kedua. Namun mereka tidak memiliki anak, ini dikarenakan Pandu mendapat kutukan dari Resi Kindama, bahwa ia tidak akan bisa membuat keturunan, dan bila itu dilakukan maka Pandu akan mati. Dengan mantra yang dikuasai Kunti, maka ia memanggil para Dewa dan meminta putera dari mereka. Datanglah Dewa Yama dan memberi putera pertama untuk mereka yang diberi nama Yudhistira. Dari Dewa Bayu lahirlah Bima, dan yang terakhir Dewa Indra lahirlah Arjuna. Kunti kemudian memberitahu mantra tersebut kepada Madri. Madri behasil memanggil Dewa Aswin dan mendapatkan putera kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa. Kelima putera pandu itu dikenal sebagai Pandawa.

Setelah kematian Pandu dan Madri, maka Kunti mengasuh kelima putera tersebut sendirian. Dan sesuai janjinya kepada Madri, maka ia memperlakukan Nakula dan Sadewa seperti puteranya sendiri. Kunti mengikuti kemanapun puteranya pergi, termasuk ketika para Pandawa dalam masa pembuangan,dia selalu menyertai kelima puteranya dalam suka maupun duka. Setelah perang besar di Kurukhsetra (Bharathayuddha) usai, Kunti bersama ipar-iparnya yang lain seperti Dretarastra (Ayah Korawa), Widura, dan Gandari (Ibu Korawa) meninggalkan kehidupan duniawi. Mereka bertapa di hutan, sampai akhir hayatnya dengan terbakar api suci mereka sendiri.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply