Kresna merupakan salah satu tokoh protagonist dalam wiracarita Mahabharata dan juga merupakan salah satu dewa yang dipuja oleh umat Hindu . Ia adalah putera kedelapan Prabu Basudewa (putra raja Surasena) dan Dewaki (keponakan raja Ugrasena).Orangtuanya termasuk kaum Yadawa aau Keturunan Yadu, putera raja legendaris Yayati.
Kresna adalah sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Ia dipuja sebagai awatara Wisnu kedelapan dari sepuluh awatara Wisnu. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat khotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani.
Kresna memiliki banyak nama diantaranya adalah Acyuta (Yang kekal); Arisudana (Penghancur musuh); Bagawan ( Yang Maha Kuasa); Gopala (Pelindung Sapi); Gowinda ( Penggembala Sapi); Yadawa (keturunan yadu) dll.
Dikisahkan, Raja Kangsa, kakak sepupu Dewaki, mewarisi takhta kerajaan setelah menjebloskan ayahnya sendiri ke penjara. Raja Kangsa diramalkan bahwa ia akan dibunuh oleh salah satu anak Dewaki. Oleh karena itu, untuk menjaga keselamatan dirinya, ia ingin membunuh Dewaki. Namun Basudewa mencegahnya dan menyatakan bahwa mereka bersedia dikurung dan berjanji menyerahkan setiap putera yang baru lahir untuk dibunuh.
Basudewa dan Dewaki akhirnya dikurung. Dewaki mengandung anak pertamanya, dan setelah bayi itu lahir langsung diserahkan kepada raja Kangsa untuk dibunuh. Hal itu terus dilakukan hingga anaknya yang keenam. Dewaki kemudian mengandung kembali puteranya yang ketujuh, namun janin yang dikandungnya tiba-tiba hilang. Putera Basudewa yang ketujuh itu dipindahkan secara ajaib ke rahim Rohini, istri pertama Basudewa, dan putera itu adalah Baladewa.
Dewaki mengandung kembali puteranya yang kedelapan, karena hidup Kresna terancam, maka bayi yang baru dilahirkan Dewaki, diselundupkan ke luar penjara oleh Basudewa. Bayi Kresna kemudian dirawat oleh Yasoda dan Nanda di Vrindavan. Kresna memiliki adik perempuan lain ibu yaitu Subadra yang kemudian menjadi istri Arjuna.
Kresna adalah sepupu para Pandawa, tokoh utama protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Kunti, ibu para Pandawa adalah adik dari Prabu Basudewa, ayah Kresna. Kresna juga menjadi penasihat para Pandawa. Ia sangat dekat dengan penengah Pandawa yaitu Arjuna.
Kresna memiliki beberapa istri, diantaranya adalah Rukmini, Setyaboma, Jambawati, Kalindi, Mitrawrinda, badra dan Laksana.
Saat Yudhistira, raja negara Indraprastha, akan mengadakan upacara Rajasuya, Kresna menyarankan agar para Pandawa menakhlukkan para raja di Bharatawarsa. Namun diantara raja-raja yang mereka takhlukkan ada raja yang sulit ditakhlukkan yaitu Jasaranda. Bima kemudian menantangnya untuk bertarung dengan Gada. Pertarungan sudah berlangsung selama 27 hari, namun Jasaranda sangat sulit dibunuh. Hingga pada hari ke-28, Kresna memberikan petunjuk kepada Bima, agar membelah tubuh Jasaranda menjadi dua bagian yaitu kanan dan kiri kemudian melemparkannya kearah yang berlawanan. Atas saran Kresna itu lah Bima berhasil membunuh Jasaranda.
Akhirnya upacara Rajasuya dilaksanakan. Raja-raja yang berhasil ditakhlukkan diundang dalam acara itu. Saat itu Yudhistira ingin memberikan hadiah kepada tamu yang paling utama diantara para tamu yang ia undang. Atas saran Bisma, kakek para Pandawa dan Korawa, Kresna menjadi tamu yang utama sehingga mendapat hadiah pertama dari Yudhistira.
Namun, Sisupala menolak keputusan itu dan menghina Kresna bertubi-tubi, Sisupala masih merasa sakit hati ketika Kresna menikahi Rukmini, puteri Kerajaan Widharba dengan cara kawin lari. Sebenarnya Sisupala sudah memiliki rencana untuk melamar Rukmini, sehingga ia membenci Kresna.
Kresna masih berusaha sabar mendengar hinaan Sisupala. Sesuai janji Kresna kepada ibu Sisupala, bahwa ia tidak akan membunuh Sisupala kecuali hinaan Sisupala padanya sudah lebih dari seratus kali. Setelah hinaan Sisupala lebih dari seratus kali, Kresna kemudian mengeluarkan senjata Cakra, dan ia langsung memenggal kepala Sisupala.
Namun menurut Legenda, Sisupala beserta Dantawakra adalah reinkarnasi Jaya dan Wijaya, penjaga pintu gerbang Waikuntha, kediaman Wisnu. Karena melarang Catursana memasuki Waikuntha, mereka dihukum untuk turun ke bumi, dan atas keinginan sendiri, mereka dilahirkan sebagai musuh Wisnu dan dibunuh oleh Wisnu sendiri. Dan tindakan Kresna (sebagai awatara Wisnu) membunuh Sisupala berarti telah membebaskan jiwa Sisupala dari reinkarnasi yang harus dialaminya sehingga jiwanya kembali menuju Waikuntha.
Perselisihan yang terjadi antara Pandawa dan Korawa yang dilatarbelakangi keserakahan dan kelicikan Korawa yang dipimpin Doryudana . Doryudana tidak ingin jika takhta kerajaan Kuru jatuh ke tangan Yudhistira, ini juga karena hasutan pamannya Sengkuni. Selain itu Korawa juga telah mengambil kerajaan Indrapastha, dengan cara yang licik atas usul Sengkuni.
Berkali-kali Pandawa mengajukan jalan damai, namun Korawa tetap saja tidak mau, dan justru mereka menantang perang. Dan saat perang tidak bisa dielakkan lagi, hampir seluruh raja di Bharatawarsha (India) diminta berpartisipasi yang akhirnya semuanya menjadi dua pihak yaitu pihak Pandawa dan Korawa. Kresna menawarkan kepada kedua belah pihak yaitu Pandawa dan Korawa untuk memilih pasukannya atau dirinya sendiri, namun dengan kondisi bahwa ia tidak membawa senjata. Arjuna yang mewakili pandawa memilih agar Kresna berada di pihaknya sedangkan Doryudana memilih pasukan Kresna. Saat perang berlangsung, Kresna bertindak sebagai kusir kereta perang Arjuna, karena sesuai dengan perjanjian bahwa ia tidak akan membawa senjata apapun.
Saat meninjau angkatan perang dan mengamati pihak yang akan berperang. Arjuna menjadi ragu setelah menyaksikan bahwa yang akan dihadapinya adalah keluarga, sepupu, kerabat, serta kawan-kawan yang dicintainya.Kresna kemudian menasihati Arjuna tentang perang yang akan dihadapinya. Hingga percakapan itu meluas hingga Kresna menguraikan ajaran iswara (ketuhanan), jiwa, dharma (kewajiban), prakerti (alam semesta), dan kala (waktu), yang terkenal dengan Bhagawadgita. Kresna juga menjelaskan bahwa tujuannya berada di dunia adalah untuk menyelamatkan orang saleh dan membinasakan orang jahat. Salah satu kutipan yang terkenal adalah , “ Kapanpun dan dimanapun kebajikan merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itulah aku menjelma, wahai keturunan Bharata (Arjuna). Untuk menyelamatkan orang saleh dan menghukum orang jahat, serta menegakkan kebenaran, aku lahir dari zaman-ke zaman (Bhagawadgita, 4:7-8).
Kresna juga selalu menjadi penyemangat pihak Pandawa, bahwa mereka yang akan memenangkan peperangan ini.
Sudah berulangkali Kresna meminta Arjuna agar segera mengalahkan Bisma. Namun Arjuna ragu-ragu untuk melakukannya, karena Bisma adalah kakek yang sangat mereka sayangi dan hormati. Keraguan Arjuna membuat Kresna marah sehingga ia mencopot roda keretanya sebagai pengganti cakram untuk membunuh Bisma. Namun , Arjuna segera mencegahnya, dan ia berjanji bahwa ia akan mengalahkan Bisma di hari berikutnya.
Setelah para Pandawa mengetahui kelemahan Bisma, di hari berikutnya, Kresna menyuruh Srikandi untuk menghadapi Bisma dengan ditemani oleh Arjuna. Bisma tahu bahwa Srikandi adalah reinkarnasi dari Dewi Amba, dan ia akan menjadi lantaran kematiannya sesuai kutukan Amba kepadanya. Akhirnya Arjuna yang bersembunyi di belakan Srikandi berhasil mengalahkan Bisma pada hari kesepuluh.
Kresna juga membantu Arjuna dalam membunuh Jayadrata, ksatria Korawa yang menahan para Pandawa dalam usaha menyelamatkan Abimanyu, putera Arjuna yang terjebak dalam formasi Cakrabyuha.
Kresna juga lah yang membuat rencana untuk meruntuhkan semangat Drona. Ia menyuruh Bima untuk membunuh gajah bernama Aswatama. Bima pun menuruti perintah Kresna untuk membunuh Gajah Aswatama, kemudian ia berteriak sekeras-kerasnya bahwa Aswatama telah mati. Kabar itu sampai ke telinga Drona, Aswatama adalah putera yang sangat disayanginya. Kemudian Drona memastikan kabar tersebut kepada Yudhistira, sebagai ksatria yang terkenal akan kejujurannya. Yudhistira tidak berbohong kepada Drona, ia mengatakan bahwa Aswatama mati, namun entah gajah atau manusia. Tetapi setelah Yudhistira mengucapkan kalimat yang pertama, tentara Pandawa membuat kegaduhan atas perintah Kresna, sehingga Drona tidak mendengar kalimat kedua yang diucapkan Yudhistira. Kabar bencana itu langsung membuat Drona kehilangan semangat dan meletakkan senjatanya. Kesempatan itu digunakan oleh Drestadyumna untuk memenggal kepalanya.
Saat Arjuna bertarung melawan Karna, Kresna menjadi kusir kereta perang Arjuna. Saat itu Arjuna ragu-ragu untuk menghabisi Karna kakaknya sendiri, saat kereta Karna terperosok kedalam genangan lumpur. Maka Kresna mengingatkan saat Karna dan Korawa melanggar aturan perang dalam menyerang dan membunuh Abimanyu. Maka Arjuna pun langsung melepaskan panah pasupati yang melesat dan memanggal kepala Karna.
Menjelang puncak peperangan, Doryudana hendak menemui Gendari, ibunya untuk meminta anugerah agar seluruh tubuhnya kebal dari segala serangan senjata. Gendari meminta puteranya itu untuk datang dalam keadaan telanjang bulat. Kebetulan saat Doryudana hendak menemui ibunya, ia berpapasan denga Kresna yang saat itu dari mengunjungi ibunya. Kresna mengolok-olok Doryudana sehingga membuatnya malu. Karena malu, Doryudana kemudian menutupi bagian bawah perutnya termasuk pahanya saat menemui ibunya. Setelah Doryudana tiba, Gendari langsung membuka penutup matanya dan mencurahkan kekuatan dari matanya ke tubuh Doryudana. Tetapi setelah Gendari melihat bahwa bagian bawah perut Doryudana ditutupi, maka ia mengatakan bahwa bagian itu tidak akan kebal senjata.
Doryudana akhirnya turun ke medan laga, ia bertarung dengan Bima, karena mereka memiliki kemampuan yang sama dalam menggunakan senjata gada. Berkali-kali serangan Bima mengenai tubuh Doryudana, namun tidak berpengaruh apa-apa bagi Doryudana. Maka saat itu Kresna mengingatkan Bima akan janjinya untuk menghancurkan paha Doryudana karena penghinaannya terhadap Dropadi.
Bima sempat dicegah oleh Baladewa, jika ia berani memukul paha Doryudana, maka Baladewa akan membunuh Bima. Kresna kemudian menyadarkan Baladewa bahwa Doryudana (Korawa) lebih banyak melanggar aturan perang. Bima pun memukulkan gadanya ke paha Doryudana, hingga akhirnya pemimpin para Korawa itu gugur.
Kresna juga menghidupkan kembali Parikesit, putera Abimanyu yang terkenal senjata Brahmastra oleh Aswatama saat berada di dalam janin ibunya. Parikesit itulah yang kemudian menjadi penerus Pandawa, memimpin kerajaan Kuru.
Selengkapnya: Kresna