Wayang golek adalah salah satu jenis wayang yang terkenal di Indonesia selain wayang kulit. Wayang golek lebih dikenal di tanah pasundan.
Wayang golek terbuat dari kayu, biasanya dari kayu albasiah atau lame. Cara membuatnya yaitu dengan meraut dan mengukirnya hingga menyerupai bentuk/tokoh yang diinginkan. Sedangkan untuk pewarnaan dan menggambar mata, alis, bibir dan motif kepala wayang digunakan cat duko. Bahan cat ini menjadikan wayang tampak lebih cerah. Adapun warna dasar yang biasa digunakan untuk pewarnaan wayang ada empat yaitu, Merah, putih, Prada dan hitam.
Jenis-jenis Wayang Golek
Ada tiga jenis wayang golek yang kita kenal sekarang yaitu wayang golek papak (cepak), wayang golek purwa dan wayang golek modern.
1. Wayang golek papak
Wayang Golek papak (cepak) adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang terkenal di daerah Indramayu ldan Cirebon. Golek berarti boneka, sedangkan “cepak” diambil dari bentuk kepala wayang yang papak (rata). Karena bentuk fisiknya inilah, wayang ini dinamakan wayang golek cepak.
Cerita yang diangkat dalam pertunjukkan wayang golek cepak adalah cerita babad & legenda, dan menggunakan bahasa Cirebon. dalam pertunjukkan wayang golek cepak tidak dikenal tokoh seperti Arjuna maupun Shinta. Sehingga muncul tokoh – tokoh seperti Nyi Mas gandasari, Wiralodra, Ki Tinggil, Kuwu Sangkan, Bagal Buntung, dll.
2. Wayang Golek Purwa
Dinamakan wayang golek Purwa karena cerita atau lakon yang diangkat dalam pertunjukkan wayang golek purwa adalah cerita mahabharata dan Ramayana, sama seperti yang biasa dipentaskan dalam pertunjukkan wayang kulit purwa. Bahasa yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa Sunda.
3. Wayang Golek Modern
Wayang golek modern sama seperti wayang purwa, cerita yang diangkat adalah cerita dari lakon Mahabharata dan Ramayana. Dalam pementasannya menggunakan listrik untuk membuat trik-trik. Pembuatan trik-trik tersebut untuk menyesuaikan pertunjukan wayang golek dengan kehidupan modern. Wayang golek modern dirintis oleh R.U. Partasuanda dan dikembangkan oleh Asep Sunandar tahun 1970 -1980.