Luk adalah bagian yang berkelok dari bilah keris. Dilihat dari bentuknya, keris dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu keris lurus dan keris luk. Jumlah kelokan atau luk selalu gasal, tidak pernah genap.
Dalam budaya Jawa terdapat falsafah yang menyiratkan bahwa sesuatu yang telah genap berarti telah selesai. Jadi, sesuatu yang gasal berarti belum genap dan harus dilanjutkan. Dengan demikian, gasal bisa berarti akan berkelanjutan, dinamis dan lambang ambisi untuk maju.
Ragam Bentuk Luk
Bentuk luk keris atau tombak tidak seragam. Ada tiga macam bentuk luk, yakni luk yang kemba, yang sedeng (sedang) dan yang rengkol.
- Luk yang kemba, lekukakan pada luknya tida dalam, sehingga luk itu tampak samar, tidak tegas. Luk yang Kemba banyak terdapat pda keris-keris buatan Bugis, Malaya, Brunei Darussalam, Pontianak dan Sambas.
- Luk yang sedeng artinya sedang, tidak kemba dan tidak pula rengkol. Keris-keris buatan Pulau Jawa terutama tangguh Majapahit dan Mataram Senapaten, kebanyakan luknya sedeng. Keris buatan Palembang juga memakai luk yang sedeng.
- Luk yang rengkol banyak terdapat pada keris-keris tangguh Pengging dan sebagian tangguh Mataram Sultan Agungan serta tangguh Mataram Amangkuratan.
Sebagian pecinta keris menamakan ragam luk ini dengan persamaan bentuk sikap kelokan ular.
- Keris lurus dipersamakan dengan sarpa tapa atau ular yang sedang bertapa.
- Keris dengan luk Kemba dipersamakan dengan sarpa lelewa atau ular yang sedang bergaya.
- Keris dengan luk sedeng dipersamakan dengan sarpa lumampah atau ular yang sedang berjalan.
- Keris dengan luk rengkol dipersamakan dengan sarpa nglangi atau ular yang sedang berenang.
Pembagian ragam bentuk luk keris dan tombak ini berguna untuk menentukan suatu tangguh. Misalnya, jika sebuah keris luknya rengkol, sudah pasti itu bukan keris tangguh Tuban, bukan pula Pajajaran. Sebaliknya, kalau luknya kemba, sudah pasti keris itu bukan tangguh Pengging.
Selain itu jumlah luk juga menentukan nama dapur sebuah keris. Dua buah keris yang ricikannya sama, tetapi jumlah luknya berbeda, mungkin nama dapurnya juga akan berbeda.
Cara Menghitung Luk
Menghitung jumlah luk keris atau tombak bisa dilakukan dengan cara menghitung jumlah bagian cembungnya, bisa pula bagian cekungnya. Menghitungnya boleh dimulai dari pangkal keris (sor-soran), boleh pula dari bagian pucuk bilah.
Jumlah terbanyak luk keris adalah tiga belas. Keris yang jumlah luknya lebih dari tiga belas biasanya disebut keris Kalawija atau keris yang tidak lazim. Sebagian ahli keris mengatakan bahwa jumlah luk sebilah keris paling sedikit ada tiga. Namun ada pula yang mengatakan bahwa ada keris luk satu.
Diantaranya yang jelas-jelas keris ber luk satu adalah dapur Sengkol. Ada yang menyebut keris dapur Damar Murub atau Urubing Dilah, sebagai keris luk satu, ada yang menggolongkannya ke dalam kelompok luk tiga.
Bentuk dan irama luk dibedakan atas tiga macam, yakni rengkol , sedeng dan kemba. Luk rengkol memiliki lekukan yang dalam, sedangkan yang kemba lekukannya kurang dalam, luk sedeng diantara dua jenis luk tadi.
Dalam buku Tanya Jawab Soal Keris dengan Bambang Harsrinuksmo termuat arti perlambang jumlah luk pada keris, sebagai berikut :
- Keris lurus melambangkan keteguhan hati dan kekuatan iman, sekaligus melambangkan tauhid, yakni kepercayaan terhadap kekauasaan Tuhan Yang Maha Esa.
- Keris luk tiga melambangkan permohonan kepada Tuhan agar cita-cita (yang menyangkut keduniawian dan kerohanian) dapat tercapai dan segala rintangan dapat diatasi dengan mudah.
- Keris Luk Lima melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu diberi kemampuan lancar berbicara dan orang yang diajak bicara akan terpikat dan terpengaruh.
- Keris Luk Tujuh melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki wibawa dalam bicara, agar perintahnya ditaati orang, agar perkataannya memperngaruhi lawan bicaranya, agar bentakannya membuat takut orang yang mendengar.
- Keris Luk Sembilan melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki wibawa besar dan karisma, sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik, agar anak buahnya taat dan segan kepadanya.
- Keris luk sebelas melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki ambisi besar dalam usaha meraih kedudukan tinggi, baik sosial maupun ekonomi.
- Keris luk tiga belas melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris itu memiliki stabilitas dalam jiwa maupun kedudukan sosialnya.
Mengenai arti perlambang yang menyangkut jumlah luk ini ada juga beberapa versi lainnya.
Pada zaman Kabudan tidak ada keris yang memakai luk, semuanya merupakan keris lurus. Keris luk baru ada setelah zaman Segaluh dan mencapai bentuknya yang sempurna pada zaman Jenggala.