Ramayana

0

Ramayana adalah salah satu cerita epic yang terkenal di Indonesia. Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama (Sri Rama)  putera Prabu Dasarata, raja kerajaan Kosala dengan ibukota Ayodhya. Kisah diawali dari ayahnya, Prabu Dasarta yang memiliki tiga permaisuri yaitu Kosalya, Kekayi dan Sumitra.

Dikisahkan sudah cukup lama Prabu Dasarata dan ketiga istrinya menanti datangnya seorang bayi, namun harapan mereka juga tak kunjung terwujud. Hingga akhirnya, Prabu Dasarata melakukan yadnya agar diberikan putera. Para Dewa mengabulkan permintaan Prabu Dasarata dengan memnberikan air suci agar diminum ketiga istrinya. Akhirnya dengan anugerah tersebut lahirlah Sri Rama dari Kosalya, Bharata dari Kekayi, Laksmana dan Satrugna dari Sumitra. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.

Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para raksasa. Setelah mendapat persetujuan dari Prabu Dasarata, akhirnya Rama berangkat dengan ditemani Laksmana bersama Resi Wiswamitra ke tengah hutan. Dalam perjalanan mereka, Resi Wiswamitra memberikan ilmu kerohanian kepada mereka.

Rama dan Laksmana berhasil membunuh para raksasa yang mengganggu dan menghalangi jalan mereka. Saat mereka melewati kerajaan Mithila, ternyata kerajaan tersebut sedang mengadakan sayembara untuk mencari jodoh dari puteri Prabu Janaka, raja kerajaan tersebut yang bernama Dewi Sita. Rama pun mengikuti sayembara tersebut dan berhasil meminang Dewi Sita. Rama dan Laksmana akhirnya kembali pulang ke Ayodhya dengan memboyong Sita.

Prabu Dasarata sudah merasa bahwa ia harus turun takhta dan ingin menyerahkan takhta kepada Rama. Namun Dewi Kekayi menolak keinginan Dasarata, ia mengingatkan kembali akan janji Dasarata kepadanya. Oleh karena itu dengan berat hati, takhta kerajaan diserahkan kepada Bharata, puteranya dengan Dewi Kekayi dan membuang Rama selama 14 tahun. Sebagai seorang anak yang patuh kepada orangtua, Rama pun menerima keputusan ayahnya, ia kemudian pergi mengembaran di hutan dengan disertai Dewi Sita dan Laksmana.

Sementara Bharata sebenarnya tidak menginginkan takhta tersebut, Bharata ingin agar Rama sebagai putera sulung yang menjadi penerus takhta. Ia pun akhirnya menyusul Rama ke hutan untuk memintanya kembali ke Ayodhya, namun Rama menolak. Setelah Bharata mendapat restu dan diberi pelajaran tentang ilmu pemerintahan, Bharata kembali ke Ayodhya untuk memerintah kerajaan Kosala atas nama Rama.

Selama menjalani masa pengasingan di hutan, Rama dan Laksmana bertemu dengan berbagai raksasa, dan salah satunya adalah Surpanaka. Ia menginginkan Rama dan Laksmana, namun keduanya menolak. Surpanaka terus mendesak, hingga membuat Laksmana kesal dan tanpa sengaja pedangnya melukai hidung Surpanaka. Surpanaka pun mengadu kepada kakaknya, Rahwana bahwa ia dianiaya. Rahwana marah mendengar pengakuan adiknya dan berniat menuntut balas.

Rahwana dengan bantuan Marica, menuju ke pondokan tempat tinggal Rama dan Sita. Marica menyamar menjadi kidang kencana yang mencari perhatian Sita. Sita pun meminta suaminya, Rama untuk mengejar kidang kencana tersebut. Sebenarnya Rama dan Laskmana tahu bahwa itu bukanlah kidang biasa, namun karena terus didesak Sita, Rama akhirnya pergi mengejar kidang tersebut hingga ke tengah hutan. Sementara Laksmana ditugaskan untuk menjaga Sita di pondokan.

Rama mengejar kidang kencana tersebut hingga ke tengah hutan, dan berhasil memanahnya. Saat sekarat, kidang tersebut berubah ke wujud aslinya yaitu Marica. Marica mengerang menirukan suara Rama agar terdengar Sita. Sita yang mendengar suara itu memiliki firasat buruk akan keselamatan suaminya.

Sita justru menuduh Laksmana memiliki niat buruk. Laksmana tersinggung dengan perkataan Sita dan bersedia menyusl Rama. Namun sebelumnya, ia membuat garis pelindung untuk Sita agar tidak ada orang jahat yang menganggunya.


Sepeninggal Laksmana untuk mengerjar Rama, Rahwana muncul dengan menyamara sebagai brahmana tua yang sedang kehausan dan meminta bantuan Sita. Dengan tipu muslihatnya, Rahwana berhasil menculik Sita. Saat itu Jatay, sahabat Dasarat mencengar jeritan Sita saat diculik Rahwana. Ia pun berniat untuk membantnya, namun ia terluka parah oleh padang Rahwana hingga akhirnnya gugur.

Rama yang mengetahui bahwa istrinya diculik, berusaha mencari Sita dengan ditemani Laksmana. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Jatayu yang sedang terluka parah, dari Jatayu mereka tahu bahwa Sita diculik oleh Rahwana dari Kerajaan Alengka. Setelah memberitahu keberadaan Sita, Jatayu pun mati.

Setelah membuat upacara pembarakan jenazah Jatayu, Rama dan Laksmana melanjutkan perjalanan untuk mencari Sita. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Sugriwa, raja wanara di Kiskenda. Mereka kemudian membuat kesepakatan untuk saling bekerjasama. Dengan bantuan Rama, Sugriwa berhalis merebut kmbali kerajaan dari kakaknya, Subali. Dan setelah itu Sugriwa dan pasukannya membantu Rama untuk menyerang Alengka demi menyelamatkan Dewi Sita.

Dengan bantuan Hanoman, Anila dan para wanara lainnya, Rama berhasil menggempur Alengka. Rahwana pun mengerahkan para sekutunya termasuk puteranya Indrajit untuk menghadang pasukan Rama. Rahwana tidak mendengar nasihat Wibisana (adiknya) untuk mengembalikan Sita, dan justri ia diusir hingga ia lebih memilih untuk berada di pihak Rama. Wibisana banyak memberikan masukan dan rahasia pasukan Alengka. Akhinrya kemenangan pun diraih oleh pasukan Rama.

Setelah Rahwana gugur, Alengka diserahkan kepada Wibisana, sementara kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji (lakon sinta obong). Rama, Sita dan Laksmana serta pasukan wanara kembali ke Ayodhya. Sesampainya di Ayodhya, mereka didsambut oleh Kekayi dan Bharata. Takhta kerajaan pun kemudian dikembalikan kepada Rama.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply