Sastra Pedalangan

0

Dalam dunia pewayangan tentu tidak akan lepas dari sastra pedalangan. Karena dalang lah yang menjadi sutradara dan sebenarnya menjadi pelaku utama dari sutu pertunjukkan wayang kulit itu sendiri.

Sastra pedalangan adalah reka bahasa dalang dalam pakeliran atau pagelaran wayang. Sastra pedalangan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu murwa atau pelungan, nyandra (janturan dan pocapan), suluk, antawacana, sabetan,suara dan tembang.

1. Murwa

Murwa adalah suluk pembuka pagelaran wayang.Disebut pelungan dalam pedalangan Jawa Timur, ilahengan di Jawa Tengah dan Murwa di Jawa Barat.

2. Nyandra

Nyandara adalah pendeskripsian adegan dengan menggunakan bahasa prosa pakeliran wayang. Nyandra itu sendiri ada dua macam, yaitu Janturan dan Pocapan. Janturan adalah nyandra dengan diiringi gamelan, sedangkan Pocapan adalah nyandra yang tanpa diiringi oleh gemelan.

3. Suluk

Citra bahasa puisi yang dinyanyikan oleh dalang dalam pakeliran wayang.

4. Antawacana

Antawacana merupakan dialog/percakapan antara tokoh-tokoh wayang. Antawacana yang dilakukan antara tokoh wayang dengan niyaga, wirasuara, atau jurukawih disebut dialog samping. Antawacana biasanya disampaikan setelah Pocapan.

5. Sabetan

Merupakan gerak wayang yang meliputi tarian,lakuan dan laga-an. Tari wayang adalah gerak wayang yang diiringi oleh nyanyian dan gamelan. Lakuan adalah gerak wayang yang hanya diiringi kecrek atau kendang, dan yang terakhir adalah laga-an, yaitu gerak wayang dalam peperangan baik yang diiringi gamelan maupun yang hanya diiringi kecrek dan kendang.

6. Suara

Suara adalah suara berupa teriakan,jeritan,aduhan,tobatan yang menjadi pelengkap sabetan lagan.

7. Tembang

Tembang adalah lagu/nyanyian yang dinyanyikan oleh pesinden,wirasuara atau dalang. Tembang untuk pembuka pakeliaran dilantunkan oleh pesinden. Tembang pengiring pakeliran dinyanyikan oleh pesinden dan wirasuara. Sedangkan temabng dalam adegan Limbukan dan gara-gara dilantunkan oleh dalang yang bisa berkolaborasi dengan pesinden atau bintang tamu.

8. Mantra

Dalam sastra pedalangan, mantra dibedakan menjadi dua. Pertama adalah mantra yang berupa doa Ki dalang dalam penyelenggaraan pakeliran. Kedua adalah mantra yang berupa rapalan tokoh wayang dalam megeluarkan kesaktiannya.

Setiap daerah pasti memiliki sastra pedalangan tersendiri, namun hal itu justru membuat seni pedalangan dan pewayangan semakin indah dan kaya.

 

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply