Togog

0

Togog alias Tejamantri adalah punakwan yang ditugasi untuk mengawasi, membimbing dann menjadi pamong bagi para raksasa serta mereka yang bersifat jahat. Togog sebenarnya adalah seorang dewa. Sebagai seorang dewa ia bernama Sang Hyang Antaga.

Togog bersaudara dengan Sang hyang Ismaya dan Sang Hyang Manikmaya. Menurut serat paramayoga, ibunya bernama Dewi Rakti. Namun dalam pewayangan, ibu ketiga dewa itu adalah Dewi Rekatawati.

Sewaktu lahir, sebenarnya ketiga dewa itu lahir dalam bentuk satu telur. Telur itu kemudian oleh Sang Hyang Tunggal dicipta menjadi tida orang putera. Sang Hyang Antaga terjadi dari kulit telurnya dan dianggap sebagai anak sulung. Sang Hyang Ismaya tercipta dari putih telurnya dan Sang Hyang Manikmaya dari kuning telurnya.

Setelah dewasa. Ketiga putera Sang Hyang Tunggal itu memperebutkan hak penguasa alam kahyangan. Karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya Sang Hyang Tunggal menentukan, siapa diantara ketiganya yang sanggup menelan Gunung Mahameru dab kemudian memuntahkan kembali, ialah yang berhak atas kekuasan alam kahyangan.

Sebagai anak sulung, Sang Hyang Antaga berhak yang pertama membuktian kesaktiannya. Dengan mengerahkan seluruh kemampuannya, ia mencoba menelan gunung itu. Namun celaka, gunung nya tidak bisa ditelan dan justru mulutnya robek.

Giliran kedua, sang Hyang Ismaya berhasil menelan Gunung Mahameru, namun ternyata tidak sanggup memuntahkannya kembali. Usaha untuk mengeluarkan gunung itu dari duburnya pun sia-saia.

Akhirnya, Sang Hyang Tunggal memutuskan sang Hyang Manikmaya menjadi penguasa para dewa kahyangan. Sedangkan Sang Hyang Antaga dan Sang Hyang Ismaya harus turun ke dunia dan hidup sebagai manusia. Sang Hyang Antaga lebih memakai nama Togog, sedangkan Sang Hyang Ismaya memakai nama Semar.

Dalam melaksanakan tugasnya, Togog selalu berusaha menyadarkan majikannya agar jangan tergelincir dalam dosa dan perbuatan buruk. Namun jika nasihatnya tidak didengar, ia akan menjerumuskan majikannya dengan berbagai pujian dan sanjungan.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply