Tokoh Wayang Dewa

0

Sang Hyang Tunggal
Sang Hyang Tunggal adalah anak dari Sang Hyang Wenang . Ia memiliki istri bernama Dewi Wiranti, puteri Sang Hyang Rekatama. Sang Hyang memiliki tiga putera yaitu Batra Ismaya (Semar), Batara Antaga (Togog), danĀ  Batara Manikmaya (Bathara Guru).

Dalam pertunjukkan wayang kulit, Sang Hyang jarang dimunculkan, hanya beberapa saja, salah satunya adalah dalam lakon Dewa Ruci. Sang Hyang Tunggal muncul sebagai Dewa Ruci yang menemui Bima di dasar laut. Bentuk wayang untuk Sang Hyang Tunggal termasuk kecil, seukuran wayang kulit tokoh perempuan dalam pewayangan.


Bathara Bayu
Bathara Bayu atau Dewa Bayu adalah dewa uatam adalam agama Hindu yaitu sebagai Dewa Angin. Bathara Bayu ditugaskan untuk menguasai angin.

Pada zaman Tretayuga, Batara Bayu menjadia guru Hanoman, dan pada zaman Dwapara Yuga, Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Salah satu yang menjadi cirri dari murid atau keturunan Dewa Bayu adalah memiliki Kuku Pancanaka.

Dalam pewayangan Jawa, Dewa Bayu memiliki banyak ajian, dan diantaranya yang tekenal adalah ajian Sepiangin dan Bayubraja.


Batara Surya
Batara Surya atau Dewa Matahari adalah dewa yang menguasai atau mengatur surya atau matahari. Batara Surya memiliki kusir bernama Aruna, saudara Garuda, puteri Dewi Winata.
Dalam pewayangan Jawa, Batar Surya adalah dewa yang menjadi tumpuan makhluk hidup di dunia. Ia terkenal sangat sakti dan senang memberikan pusaka-pusaka atau ajian yang dimilikinya terhadap orang-orang yang dipilihnya.

Batara Surya memiliki banyak anak dan salah satunya adalah Adipati Karna, puteri Dewi Kunti dalam kisah Mahabharata.

Suatu saat, Anoman menyalahkan Batara Surya atas apa yang menimpa ibunya Dewi Anjani dan neneknya, Dewi Indradi yang dikutuk menjadi tugu oleh Resi Gotama, suaminya sendiri. Anoman merasa bahwa Batara Surya harus bertanggungjawab, sehingga Anoman dengan ajiannya mengumpulkan awan dari seluruh dunia untuk menutupi alam dunia sehingga sinar sang surya tidak bisa mencapai bumi. Namun akhirnya hal itu bisa diselesaikan dengan baik hingga akhirnya Anoman mau menyingkirkan awan yang menutupi sinar matahari.

 

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply