Wibisana adalah putera bungsu Begawan Wisrawa , raja kerajaan Lokapala dengan Dewi Sukesi. Kakaknya adalah Prabu Rahwana atau Dasamuka yang mewarisi kerajaan Alengka. Saudaranya yang lain adalah Kumbakarna dan Dewi Sarpakenaka. Ketiga kakaknya berujud raksasa dan hanya Wibisana yang terlahir dalam ujud manusia.
Saat masih remaja, Wibisana bersama dengan kakaknya pernah bertapa di Gunung Gohkarya selama bertahun-tahun. Ketika Batara Narada menjumpainya, Wibisana menyatakan keinginannya untuk dapat menjadi ksatria yang tahu kebenaran hakiki dan berani bertindak untuk menyatakan kebenaran itu. Permintaannya dikabulkan, tetapi Bathara Narada mengingatkan bahwa untuk mencapai kebaikan dan menemukan kebenaran, harus selalu ada yang perlu dikorbankan.
Berkaitan dengan keinginannya ini, ternyata Wibisana harus mengorbankan kesetiannya pada Tanah Air dan saudara-saudaranya.
Ketika Prabu Dasamuka menculik Dewi Sinta, bersama dengan Kumabkarna, berkali-kali Wibisana member nasihat pada Rahwana alias Dasamuka supaya membebaskan kembali istri Ramawijaya itu, aga oerang antara kerajaan Alengka dengan bala tentara Rama dapat dihindarkan.
Namun nasihat mereka tidak dihiraukan oleh kakak mereka. Karena kesal, Kumbakarna pulang dan tidur sampai berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Sedangkan Wibisana tetap berusaha menyadarkan abangnya dari perbuatan salah yang dilakukannya. Ia sempat mengingatkan, bagaimana pun yang dihdapapi kakaknya adalah seorang titisan Wisnu yang tidak mungkin dikalahkan.
Perdebatan antara kakak beradik itu pun semakin panas hingga keduanya terlibat pertengkaran, sampai akhirnya Gunawan Wibisana diusir dari Kerajaan Alengka.
Dengan hati yang hancur, Wibisana pergi meninggalkan istana Alengka dan negerinya. Ia kemudian berjumpa dengan Ramawijaya, musuh kakaknya itu. Di hadapan Rama, Wibisana menyatakan niatnya untuk mengabdi pada Rama dan berjanji akan setia. Rama pun menerima baik niat Wibisana.
Dari Wibisana itulah terungkap berbagai rahasia kekuatan Kerajaan Alengka, sehingga lebih mudah bagi Ramawijaya dan bala tentaranya untuk mengalahkan bala tentara Kerajaan Alengka.
Saat mata-mata Alengka yang bernama Sukrasana berhasil menyusup ke perkemahan Rama dan prajurit kerannya di Pancawati, Wibiasna berhasil memergoki dan menangkapnya.
Ketika Laksmana kesulitan untuk membunuh Dewi Sarpakenaka, Wibisana juga member tahu letak kelemahan kakak perempuannya tersebut. Wibisana menyarankan agar Anoman mencabuti lebih dulu kuku-kuku berbisa milik Dewi Sarpakenaka, karena disitulah letak kesaktiannya. Setelah mengetahui titik lemah Sarpakenaka, maka dengan muah Laksmana membunuh musuhnya tersebut.
Begitu pula saat salah satu anak Rahwana yang bernama Trisirah membuat kewalahan pasukan Rama, karena ia tidak pernah dapat dibunuh. Anak Dasamuka yang berujud raksasa berkepala tiga itu, setiap kali salah satu kepalanya terpenggal dari lehernya, selalu tumbuh kepala baru. Wibisana kemudian memberitahukan kepada Laksmana bahwa Trisirah hanya akan mati jika dipanah dengan Trisula.
Sewaktu Anoman dan Trigangga berhadapan dengan Bukbis alias Topeng Waja, Wibisana juga lah yang member tahu Anoman agar membawa cermin raksasa yang memantulkan sinar sakti dari Topeng Waja sehingga akhirnya Bukbis tewas oleh pantulan sinar saktinya.
Wibisana memiliki Aji Dipasanjata yang menyebabkan ia dapat menangkal segala macam guna-guna, termasuk guna-guna Aji Panyirep.
Setelah bala tentara Kerajaan Alengka dikalahkan dan Prabu Dasamuka mati terbunuh, Wibisana diangkat menjadi raja Alengka oleh Rama. Karena ibu kota kerajaan telah hancur akibat perang, Wibisana kemudian membangun yang baru dan kemudian diberi nama Singgelapura.
Pada saat upacara penobatan, Gunawan Wibisana mendapat hadiah berupa sebuah kereta kencana bernama Kyai Jatisura dari Ramawijaya. Selain itu, ia juga mendapat wejangan panjang lebar mengenai pedoman bagaimana menjadi raja yang baik dan bijaksana. Wejangan Sri Rama pada Wibisana ini disebut ajaran Hastabrata.
Gunawan Wibisana beristri seorang bidadari yang bernama Dewi Triwati. Dari perkawinan itu, mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu Dewi Trijata dan Dentawilukrama. Dewi trijata kemudian menjadi istri Kapi Jembawan, seekor kera tua pengikut Rama. Dentawilukrama setelah dewasa dinobatkan senagai raja menggantikan ayahnya dengan gelar Prabu Bisawarna.
Sebenarnya, sebelum Dasamuka menculik Dewi Sinta, Wibisana sudah khawatir akan ulah kakak sulungnya itu. Saat para peramal Alengka meramalkan bahwa Dewi tari, istri Prabu Dasamuka akan melahirkan seorang bayi perempuan titisan Dewi Widowati.Jika ramalan itu terbukti, jelas puterinya itu akan dinikahi oleh Dasamuka sendiri, karena dia memang telah berjanji akan menikahi wanita titisan Dewi Widowati.
Agar hal itu tidak terjadi, saat Dewi tari melahirkan seorangbayi perempuan, maka Wibisana mengambil bayi itu diam-diam kemudian membuangnya di sungai. Kemudian dengan bantuan para dewa, Wibisana lalu menciptakan bayi laki-laki dari segumpl awan sebagai ganti bayi perempuan yang dibuangnya. Bayi laki-laki itu kemudian diakukan sebagai bayi yang baru dilahirkan Dewi tari. Bayi itu kemudian diberi nama Indrajid alias Megananda.