Bima Bungkus

0

Astina sedang dilanda kebingungan, karena bayi yang dilahirkan Dewi Kunti terbungkus kulit ari yang tebal. Bermacam senjata sudah digunakan untuk memecah bungkus itu, namun tidak ada hasil sama sekali.

Atas petunjuk Begawan Abiyasa, bayi bungkus dibawa ke hadapan Gajah Sena. Sementara itu, Batara Guru memanggil puteranya yang berwujud gajah untuk memecah bayi bungkus itu. Batara Guru juga mengutus Dewi Uma untuk mendandani bayi Bima dengan pakaian khas tunggal Bayu.

Saat masih dalam bungkusnya, Batara Uma menyusup ke dalam bungkus itu dan mendandani putera kedua Prabu Pandu itu dengan pakaian khas tunggal Bayu, yakni kain kampuh Poleng Bang Bintulu Aji,kuku Pancanaka, gelang Candrakirana dan lain-lain. Itulah sebabnya, ketika keluar dari bungkusnya, bayi Bima telah berpakaian lengkap.

Bayi Bungkus Bima sudah dihadapkan Gajah Sena, saat itulah Batara Bayu menyusup ke tubuh sang Gajah kemudian menyeruduk dan menginjak-injak bayi Bungkus Bima . Akhirnya bungkus bayi itu pecah.

Begitu bungkus pecah, datanglah angin badai yang menerbangkan bungkus kulit ari bayi itu ke negeri Sindu Kalangan. Kelak, kulit bungkus Bima yang jatuh ke pangkuan Begawan Sapwani, itu menjelma menjadi ksatria bernama Jayadrata.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply