Kekuasaan besar Prabu Yudhistira terletak pada jimat Kalimasada, maka sering musuh-musuh Pandawa berusaha mencurinya. Pada suatu ketika Dewi Mustakaweni adik Prabu Bumiloka dari Manimantaka datang ke Amarta untuk balas dendam kepada Pandawa. Atas petunjuk pertapa Begawan Kala Pujangga dari Guwa Dumung, ia menyamar sebagai Gatotkaca untuk mendapatkan Kalimasada .
Pada waktu itu Pandawa sedang sibuk memugar Candi Saptarengga dan yang bertindak sebagai pengawas adalah Sadewa dan Gatotkaca, tetapi pagi hari dikerjakan, sore harinya candi menjadi berantakan. Oleh karena itu mereka akan meminta Prabu Kresna datang ke Saptarengga atau Saptaarga. Setelah Kresna datang di Amarta maka kedua raja itu menuju Pertapaan Sapta Arga.
Sementara Dewi Drupadi berada di Istana Amarta dihadap Dewi Subadra dan Srikandi. Tiba-tiba datang ‘Gatotkaca’ yang melapor bahwa ia diutus Prabu Yudhistira untuk mengambil Kalimasada. Tanpa menaruh curiga, Drupadi pun langsung memberikan jimat Kalimasada kepada ‘Gatotkaca’ yang kebetulan tanpa sepengetahuan Srikandi.
Setelah menerima Kalimasada, ‘Gatotkaca’ langsung pamit undur diri dan meninggalkan istana Amarta. Datanglah Srikandi memasuki ruangan dan menerima keterangan apa yang baru saja terjadi mengenai kedatangan ‘Gatotkaca’. Srikandi berpikir bahwa itu merupakan penipuan, maka ia langsung mengejar Gatotkaca palsu. Setelah bertemu dengan Gatotkaca palsu, terjadilah peperangan antara keduanya. Gatotkaca palsu kemudian berubah wujud menjadi Mustakaweni, lalu melarikan diri.
Dalam perjalanan Srikandi mengejar Mustakaweni, ia bertemu dengan seorang pemuda yang bernama Priyambada dari pertapaan Glagahwengi. Ia diperintahkan kakeknya, Sidi Waspada untuk mencari ayahnya, yang bernama Arjuna. Srikandi sanggup membantunya, tetapi sebelumnya ia diminta mengejar Mustakaweni yang membawa jimat Kalimasada. Priyambada pun menyanggupinya.
Setelah tiba di Manimantaka, Mustakaweni segera menyerahkan Kalimasada kepada Prabu Bumiloka. Ternyata yang menyamar menjadi Prabu Bumiloka adalah Priyambada, dengan cara tipu muslihat itu ia dapat membawa dengan mudah Kalimasada dan segera pergi ke Saptaarga menyerahkan jimat itu kepada Prabu Kresna.
Namun giliran Priyambada yang tertipu, yang menyamar menjadi Prabu Kresna adalah Mustakaweni. Mengetahui hal itu, Priyambada tidak tinggal diam, perang tanding antara keduanya pun terjadi. Priyambada melepaskan panahnya tepat pada sasaran dan menelanjangi Mustakaweni,maka ia takluk dan segera dibawa ke Amarta.
Setibanya di Amarta, Kalimasada diserahkan kepada Prabu Yudhistira, kemudian Mustakaweni dinikahkan dengan Priyambada. Prabu Bumiloka pun berhasil diusir para Pandawa.
Sumber : Ensiklopedi Wayang Indonesia