Pandawa Pitu

0

Prabu Duryudana kecewa, karena Prabu Baladewa akhir-akhir ini lebih sering menyatu dengan para Pandawa, seperti juga Prabu Kresna. Dengan demikian, pandawa bukan hanya lima tetapi menjadi tujuh (pitu-Bhs.Jawa).

Di keraton Amarta, Prabu Baladewa, Prabu Kresna dan kelima Pandawa memang sedang berkumpul. Mereka mendengarkan wejangan Bima, mengenai ilmu Kawruh Manunggal.

Penyebaran ilmu itu membuat para dewa marah, sehingga Batara Guru menugasi Batara Narada untuk memanggil BIma ke kahyangan untuk dijatuhi hukuman. Bima bersedia dihukum, namun Pandawa lainnya dan Prabu Baladewa serta Prabu Kresna setia kawan. Mereka juga ikut ke kahyangan untuk menerima hukuman.

Sementara di Kerajaan Tunggulmalaya, Batari Durga memberitahu puteranya, Dewasrani , tentang Pandawa yang menerima hukuman di kahyangan. Ia menyuruh Dewasrani menaklukkan Amarta, agar DEwasrani dapat menjadi jagoning dewa menggantikan Arjuna. Namun, serbuan Dewasrani berhasil ditumpas para putra Pandawa.

Di Kasatrian Madukara, Dewi Subadra dan Dewi Srikandi sangat sedih dan marah karena para Pandawa akan mendapat hukuman dari dewa. Mereka lalu tiwikrama, berubah ujud menjadi brahala Badrayaksa dan Kandiyaksa. Kedua raseksi itu pergi ke kahyangan, untuk menuntut dipulangkannya para Pandawa.

Di kahyangan, Pandawa berbantah dengan Batara Guru. Karena murka, oleh Batara Guru, para Pandawa akan dimasukkan ke dalam kawah Candradimuka. Semntara itu, ketika Arjuna akan masuk ke Kawah Candradimuka, semua bidadari akan ikut mencebur pula.

Pada saat itu, Badrayaksa dan Kandiyaksa telah sampai di kahyangan dan langsung mengamuk. Para dewa tak ada yang sanggup menandingi kedua raseksi itu.

Atas seizin Batara Guru, Batara Narada lalu meminta bantuan agar Pandawa menghadapi kedua brahala yang sedang mengamuk. Jika berhasil, Pandawa akan dibebaskan dari hukuman.

Bima tidak mau. Dia dan saudara-saudaranya baru akan turun ke gelanggang menghadapi dua raseksi itu, jika Pandu Dewanata dan Dewi Madrim dikeluarkan dari neraka dan dipindahkan ke sorga. Tuntutan itu dipenuhi.

Setelah para Pandawa berperang tanding dengan Badrayaksa dan Kandiyaksa,kedua brahala itu beralih ujud kembali menjadi Dewi Subadra dan Srikandi.

Share.

About Author

Hadisukirno adalah produsen Kerajinan Kulit yang berdiri sejak tahun 1972. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan 45 sub pengrajin yang melibatkan 650 karyawan. Gallery kami beralamat di Jl S Parman 35 Yogyakarta. Produk utama kami adalah wayang kulit dan souvenir. Kami menyediakan wayang kulit baik untuk kebutuhan pentas dalang, koleksi maupun souvenir. Kami selalu berusaha melakukan pengembangan dan inovasi untuk produk kami sesuai dengan selera konsumen namun tetap menjaga kelestarian budaya dan karya bangsa Indonesia. Dan atas anugerah Yang Maha Kuasa, pada tahun 1987 Hadisukirno mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Bapak Sudomo untuk Produktivitas Dalam Bidang Eksport Industri Kerajinan Kulit, dengan surat tertanggal 29 Agustus 1987 dengan NOMOR KEP - 1286/MEN/1987.

Leave A Reply